Minggu, 28 November 2010

PERS RELASE RRI WAMENA

PANITIA KONGRES NASIONAL I DAN PERAYAAN NATAL PELAJAR DAN MAHASISWA NDUGA SE_INDONESIA 2010
Jl. Biak, Abepura, Jayapura_Papua; ( 081248036841,PO.BOX 156 E-mail nduga.students@ yahoo.com

Sekretaris Jenderal IPMNI 2010 - 2012
Pendidikan Nasional pada hakekatnya adalah membangun Sumber Daya Manusia Indonesia (PAPUA) seutuhnya secara berkualitas dan berkesinambungan sesuai dengan UUD 45 dan Pancasila serta didukung penuh dengan semangat UU RI NO 21 TAHUN 2001 tentang otonomi khusus bagi Propinsi Papua dalam wadah kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersatu dan berdaulat.
Oleh karenanya, sudah semestinya menjadi tanggung jawab kami bersama sebagai orang tua, guru dan Negara/pemerintah untuk menyiapkan dan mendidik generasi mudah yang berkualitas secara pendidikan formal tetapi juga secara moral dan spiritual agar kelak menjadi generasi penerus bangsa yang akan mengisi kemerdekaan ini.
Berbicara pada konteks Papua saat ini yang membutuhkan betapa pentingnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menjadi penerus pembangunan di negeri yang kita cintai ini sangatlah urgen. Mengapa tidak, setelah di berlakukannya UU 21 tahun 2001 tentang OTSUS bagi Propinsi Papua dan 20% APBN bagi pendidikan secara nasional, maka mau tidak mau kita harus menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin untuk menginvestasikan SDM yang berkualitas sebanyak mungkin agar kelak tidak selamanya menjadi obyek tetapi juga menjadi subjek pembangunan sesuai dengan semangat UU No 21 Tahun 2001 itu sendiri dan semua itu akan terwujud kelak tatkala pemerintah dan penguasa saat ini memiliki hati yang besar untuk manusia dan Negeri Bumi Cenderawasih yang kita cintai ini.
Menurut saya Berbicara betapa pentingnya Sumber daya manusia pada konteks Papua secara umum dan kabupaten Nduga pada khususnya memang pada tempatnya dan merupakan kebutuhan mutlak saat ini dan di masa yang Akan datang. “hal mendasar dan Yang Harus menjadi indikator utama pembangunan di Kabupaten Nduga adalah Berapa Banyak SDM yang sudah, sedang dan akan diinvestasikan  oleh Pemerintah Kabupaten Nduga, bukan pada berapa banyak infrastruktur”. Ini didasarkan pada berlakukannya UU 21 tahun 2001 tentang OTSUS bagi Propinsi Papua dan 20% APBN bagi pendidikan secara nasional serta didukung penuh oleh UU RI NO 6 TAHUN 2008 Tentang pembentukan Kabupaten Nduga BAB III Pasal 8 ayat 2 yang Menempatkan PENDIDIKAN di urutan pertama pada urusan utama pemerintah daerah (UU RI NO 6 TAHUN 2008 Pasal 1- 2,Butir a;) Kami sebagai anak negeri yang diharapkan oleh Negeri dan orang Papua untuk menjadi generasi penerus pembangunan kelak, menyadari sepenuhnya tantangan yang akan kami hadapi di masa yang akan datang sangat kompleks. Oleh karenanya, mau tidak mau yang harus menjadi beban dan tanggung moril bagi seluruh komponen masyarakat Nduga ialah bagaimana dan apa yang harus kami lakukan hari ini untuk menghadapi masa – masa yang akan datang. Ruben mengajak seluruh komponen Masyarakat Nduga, terutama orang tua agar dan PEMDA NDUGA agar  dari tahun ke tahun jangan hanya berpikir untuk makan dan minum apa hari ini dan hari besok, bagaimana mengeskploitasi serta mengekplorasi   berbagai macam kekayaan alam yang terkandung di daerah NDUGA dengan menghalalkan berbagai cara untuk kepentingan sesat. tetapi harus berpikir bagaimana kita menginvestasikan generasi Nduga ini 10 – 50 tahun ke depan dengan tindakan – tindakan nyata yang mendukung pikiran tersebut.  Pada kesempatan ini juga Ruben  mewakili seluruh generasi NDUGA yang sedang menuntut ilmu di berbagai kota studi melarang keras dan tidak mengijinkan berbagai upaya dalam bentuk dan cara apapun oleh siapapun dengan mengatas namakan  apapun untuk mengadakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap berbagai kandung alam yang ada di daerah NDUGA, TERUTAMA BATU BARA DAN MINYAK BUMI, selama SDM NDUGA belum siap untuk mengelola itu semua.
Semua yang menjadi harapan kami sebagai orang tua dan mahasiswa itu akan terwujud tatkala penguasa dan pengambil kebijakan pemerintah Nduga mempunyai besar hati untuk daerah dan masyarakat kabupaten Nduga khususnya dan Papua pada umumnya.
          Oleh Karena itu, Pada kesempatan ini saya Ruben Gwijangge selaku Ketua Panitia Kongres Nasional I & perayaan Natal Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se- Indonesia, datang mengajak seluruh komponen Masyarakat Nduga, baik Muspida pemerintah Daerah Kabupaten Nduga, Lembaga Masyarakat Adat (LMA), Lembaga Gereja, toko perempuan, para intelektual dan siapa dan apapun profesi dan jabatan anda untuk bergandengan tangan dalam satu pemahaman dan persepsi yaitu demi SDM NDUGA Kedepan  untuk menyukseskan kegiatan  Kongres Nasional I & perayaan Natal Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se- Indonesia yang hanya oleh kasih dan anugerah Tuhan akan jadi pada : 
Hari/ Tanggal           : Senin, 27 – 31 Desember 2010
Waktu                        : 09 : 00 - Selesai
Tempat                      : AULA ASRAMA NINMIN
            Bantuan Moril maupun material dan Kehadiran Anda semua dalam Kongres Nasional I & perayaan Natal Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se- Indonesia Merupakan wujud nyata sumbangsi dan partisipasi anda dalam menginvestasikan serta membangun Sumber Daya Manusia Nduga agar kelak menjadi Tuan – tuan dan Nyonya – nyonya diatas Tanah dan Negerinya Sendiri.


REUBENSON BENYAMIN ARIKLENAK GWIJANGGE
    KETUA PANPEL KONGRES NASIONAL

Senin, 15 November 2010

LATAR BELAKANG LAHIRNYA TIM - P2KN

A.   SEJARAH SINGKAT KABUPATEN NDUGA
Suku Nduga adalah salah satu dari sekian banyak suku ras Melanesia yang berdiam di daerah pegunungan tengah Papua tepatnya di kabupaten Nduga. Menurut cerita yang diturunkan oleh nenek moyang secara turun temurun hingga kini, Suku Nduga berasal dari daerah lembah Baliem (Kabupaten Jayawijaya).Suku Nduga berimigrasi ke daerah Nduga melalui dua jalur yaitu jalur hulu sungai Baliem dan jalur hulu kali Uwe karena menganut nomaden.
Suku Nduga yang keluar dari lembah Baliem melalui jalur hulu sungai Baliem masuk ke daerah Ndugama melalui hulu kali Yigi dan menyebar ke berbagai penjuru daerah kabupaten Nduga sampai bagian pantai wilayah kabupaten Nduga.
Suku Nduga yang keluar dari lembah Baliem melalui jalur hulu sungai Uwe, masuk ke daerah Nduga melalui hulu kali Kenyam dan menyebar ke berbagai penjuru daerah Nduga sampai bagian pantai wilayah kabupaten Nduga.
Suku Nduga setelah hidup di daerah Nduga kira-kira 2-3 generasi, Injil masuk ke daerah Nduga pada tahun 1963.Pemberitaan Injil ke daerah Nduga dilakukan oleh organisasi gereja Kemah Injil KINGMI dengan missi Cending Aviation Missionary Alliance (CAMA).Dari sekian banyak missionaris yang pernah masuk memberitakan Injil ke daerah Nduga salah satu yang menetap dengan masyarakat suku Nduga karena memang diutus untuk menginjili di Ndugama adalah Tuan Rev.Andrian Van Der Bijl yang berbangsa Belanda. Sebelum Injil masuk di daerah Nduga, suku Nduga hidup dalam kegelapan dalam segala hal dan permusuhan atau perang antara satu Klan dengan Klan yang lain. Masuknya Injil di daerah Nduga pada tahun 1963 merupakan titik awal perubahan besar dalam kehidupan masyarakat suku Nduga dari berbagai sudut kehidupan. Para missionaris yang membawa Injil ke daerah Nduga tidak hanya memberitakan Injil melulu namun telah melakukan berbagai terobosan dalam segala hal seperti, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lain.
Untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat suku Nduga dari dalam alam keprimitifan, Rev.Andrian Van Der Bijl telah melakukan terobosan-terobosan yang berarti dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan.
 Rev.Andrian Van Der Bijl menyadari bahwa untuk membangun suku Nduga dari segi rohaniah tidak terlepas dari sokongan kesiapan segi jasmaniah seperti ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sebagai penerus pembangunan dalam berbagai sektor kehidupan.
Oleh karenanya, terobosan yang dilakukannya dalam bidang pendidikan adalah mendirikan sekolah setingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di Mapnduma. Pada tahun 1965 mendirikan Sekolah Dasar (SD) YPPGI di Mapnduma dan beberapa tahun kemudian dilanjutkan dengan membangun Sekolah Dasar (SD) di Kenyam, Mbua Yigi dan lain-lain. Menetapkan beberapa kota studi seperti Jayapura, Nabire dan Wamena untuk mengirim lulusan dari Sekolah Dasar (SD)YPPGI di beberapa daerah tersebut diatas agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 1984 telah mendirikan asrama Pelajar Mahasiswa Nduga yang dikenal dengan sebutan “NINMIN” di Jayapura. Membeli tanah dan membiayai pendidikan dan kehidupan selama mengikuti pendidikan.
Para pelajar mahasiswa Nduga dari berbagai daerah setelah menyelesaikan studi di tingkat Sekolah Dasar (SD) dikirim ke beberapa kota tersebut diatas dengan harapan setelah menyelesaikan studinya akan pulang melanjutkan pembangunan yang pondasinya telah diletakkan oleh Rev.Andrian Van Der Bijl sesuai dengan disiplin ilmu yang digelutinya atau dipelajari nya masing-masing.
Buah dari pada benih Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditabur oleh Rev.Andrian Van Der Bijl selama 47 tahun, kini sarjana di kalangan masyarakat suku Nduga cukup luar biasa. Dari sekian banyak sarjana hasil binaan Rev.Andrian Van Der Bijl yang terlahir, 99,9% telah hijra ke berbagai kabupaten dan kota untuk meningkatkan kelas kehidupan sosial-ekonomi pribadi dan keluarganya dengan melupakan amanat yang diletakkan di pundaknya selaku generasi penerus pembangunan.
Namun, Salah seorang sarjana yang merupakan satu dari sekian banyak sarjana yang berhasil menyimpan amanat di dalam relung jiwanya yang amat dalam dan mengamalkan amanat yang diletakkan di pundaknya selaku penerus tongkat estafet pembangunan manusia dan daerah Nduga adalah Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003) yang akrab disapa Tom. Beliau telah meninggalkan kesan positif bagi kehidupan suku Nduga khususnya dan Papua pada umumnya yang patut kita teladani dalam membangun. Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003) adalah tokoh intelektual Nduga yang peka terhadap segala persoalan yang melilit kehidupan suku dan bangsanya. Yang untuk menyelesaikannya ia jadikan seakan-akan persoalan pribadi dan keluarganya. Bukti riil prakarsa beliau yang kita saksikan dan nikmati bersama ialah pemekaran kabupaten Nduga.
Dengan melihat fenomena atau kondisi riil kehidupan masyarakat suku Nduga yang tergolong primitip yang terlilit persoalan-persoalan alamiah dan ciptaan manusia, seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, angka kematian yang tinggi, angka kelahiran yang rendah dan lain-lain menggugah jiwa pria kelahiran Mugi, 11 Juli 1967, Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum:2003) untuk memutar otak mencarikan solusi atau jalan keluar bagi masyarakat suku Nduga dari persoalan-persoalan yang membelenggu segala sektor kehidupan tersebut di atas.
Keyakinan Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003), selagi kita menghuni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Satu-Satunya Solusi Penyelesaian persoalan kehidupan Masyarakat suku Nduga adalah Pemekaran Kabupaten Nduga. Singkatnya, mendatangkan kabupaten bukan mengejar kabupaten-kabupaten yang telah ada dengan mengadakan urbanisasi besar-besaran seperti ke Timika, Wamena, Nabire, dan lain-lain meninggalkan tanah leluhur.
Namun sayang, dalam perjalanan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003) harus menghembuskan napas terakhir alias meninggal dunia dan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga selanjutnya diteruskan oleh rekan-rekanya yang tergabung dalam Tim pemekaran kabupaten Nduga yang diketuai oleh Tuan Yairus Gwijangge, S.Sos.
Dalam proses kepengurusan pemekaran kabupaten Nduga, Tim pemekaran kabupaten Nduga telah menghadapi berbagai halangan, rintangan, tantangan yang cukup berarti namun hasil kekompakkan dan kerja keras tim dalam menghalalkan berbagai cara akhirnya berhasil dimekarkan menjadi sebuah kabupaten definitif dengan undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2008 tentang pembentukan pemekaran kabupaten Nduga bersamaan dengan beberapa kabupaten lainnya di daerah pegunungan tengah Papua pada tanggal 4 Januari 2008.
Berjuang melanjutkan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga walau Betapa sulitnya memperjuangkan Kabupaten Nduga. Yang mendasari untuk terus berjuang adalah masyarakat suku Nduga Dalam kurun waktu 61 tahun hidup di bawah garis kemiskinan, perbudakkan, pembantaian, pembunuhan, pemerkosaan, penghinaan, penindasan, intimidasi dan keterbelakangan dari berbagai masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, sosial-budaya.
Melihat dari berbagai persoalan-persoalan ini, kondisi masyarakat dan daerah yang sangat memprihatinkan ini, tidak seorang pun yang berdiri dan melihat, pemerintah daerah kabupaten Jayawijaya pun menutup mata walaupun UU RI.21 TAHUN 2001 tentang otonomi khusus bagi Propinsi Papua telah disahkan untuk berlaku bagi Provinsi Papua saat itu. Namun daerah Nduga dianaktirikan dalam distribusi pembangunan oleh pemerintah kabupaten Jayawijaya, pemerintah propinsi Papua bahkan pemerintah Pusat.
Betapa sulitnya memunculkan suatu ide/gagasan baru dan menaruh pondasi awal serta memperjuangkan kabupaten Nduga, sehingga semua orang dapat menikmati hasil usaha tersebut, kami tidak mampu memberikan nilai yang berharga di dunia ini namun hanyalah menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada perumus dan perintis kabupaten Nduga.
Bapak almarhum Tom Nirigi, S.Pd adalah salah satu tokoh pertama yang menaruh ide dan merumuskan kabupaten Nduga, selama perjalanannya, tidak seorang pun yang mengetahui kerja-kerja dan isi hati saat itu dan merasa sendirian, tidak ada dukungan dari tokoh-tokoh Nduga lain. Malah apa yang diusahakanya dianggap tidak benar, dari anggapan teman-teman tokoh lain, namun almarhum terus mendekati dan membangun komunikasi terus-menerus tanpa rasa lelah dan cape, akhirnya komunikasi secara nyata dilakukan pada tahun 2000.
Hari Senin tanggal 30 Oktober 2000, naskah pernyataan pelepasan hak atas tanah secara simbolis telah dibuat, pada tahun yang sama Bapak almarhum Tom Nirigi, S.Pd menunjuk Bapak Daud Lokbere sebagai ketua Badan Perencanaan Dan Pengkajian Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) dan Bapak almarhum Tom Nirigi, S.Pd sebagai sekretarisnya. Selama perjalanannya mengalami banyak kesulitan dalam hal komunikasi, biaya, dan waktu. Namun tanpa menyerah terus menerus meningkatkan pendekatan dengan tokoh masyarakat Nduga lain dengan maksud agar yang lain pun mempunyai pikiran yang sama untuk sama-sama memperjuangkan kabupaten Nduga.
Pada tanggal 4 Agustus 2001 Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) yang telah ditunjuk mengajukan surat No.01/BP3DN/8/2001 tentang usulan penempatan ibu kota kabupaten Nduga di distrik Kenyam. Pada awal Agustus 2001 Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) membuat proposal tentang pemaparan saran, usul, dan pendapat berhubungan dengan penentuan lokasi ibu kota kabupaten Nduga di distrik Kenyam kabupaten Jayawijaya kala itu yang telah Ditandatangani oleh ketua dan sekretaris Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN).
Penanda tangannya dapat dilakukan atas Nama:
1.     Daud Lokbere
2.     Tom Nirigi serta diikuti oleh
3.     Yairus Gwijangge, S.Sos, sebagai koordinator pelajar-mahasiswa Nduga distrik Mapnduma
4.     Ev.Eliaser Tabuni, sebagai koordinator pelajar-mahasiswa Nduga distrik Mbua
5.     Isa Dimiye sebagai koordinator pelajar-mahasiswa Nduga distrik Kenyam
6.     Pdt.Zakeus Lokbere sebagai kepala suku daerah Mapnduma dan sekitarnya sekaligus sebagai Ketua wilayah klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) daerah Mapnduma
7.     Ruben Wandikbo sebagai kepala suku daerah Yigi dan sekitarnya
8.     Pdt. Saul Gwijangge sebagai Ketua wilayah klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) daerah Yigi
9.      Mengetahui kepala pemerintah kecamatan Kenyam Yakobus Wandikbo, S.Sos dan
10.  Mengetahui kepala pemerintah kecamatan Mapnduma Drs.Edison Gwijangge
          Tanpa merasa lelah Bapak perintis Tom Nirigi, S.Pd terus-menerus berjuang. Rumah kediaman almarhum digunakan sebagai sekretariat diskusi perjuangan Kabupaten Nduga. Meneruskan usulan pemekaran kabupaten Nduga ke Menteri Dalam Negeri dan Presiden Republik Indonesia disertai dengan botol air madu, dengan tujuan segera merestui usulanya.
          Perjuangan perintis almarharhum Bapak Tom Nirigi, S.Pd semakin nyata di publik dan dukungan masyarakat semakin jelas akhirnya aspirasi masyarakat telah disampaikan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan pemerintah kabupaten Jayawijaya melalui surat NO.01/SP-TP/KDY-2003 tertanggal 12 Juni 2003. Bapak Tom Nirigi, S.Pd sebagai seorang pejuang dan perintis kabupaten Nduga mempunyai perjalanan perjuangannya masih panjang namun sayang nya Bapak almarhum Tom Nirigi S.Pd telah di panggil yang maha kuasa pada tahun 2003.pesan yang disampaikan perintis almarhum Tom Nirigi, S.Pd kepada rekan-rekan nya yakni “Mohon lanjutkan perjuanganku, Jangan tinggalkan perjuanganku ini”.
          Setelah almarhum telah meninggalkan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga, sesuai dengan pesan terakhir yang disampaikan kepada teman – teman seperjuangannya, tokoh Nduga mulai nampak dan melanjutkan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga, pada akhirnya pemerintah pusat Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) telah meresponi dengan mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2008 tentang pembentukan pemekaran kabupaten Nduga sepaket dengan beberapa kabupaten lainnya di daerah pegunungan tengah Papua pada tanggal 4 Januari 2008.
          Puncak dari semua perjuangan tersebut, terbukti dengan telah melantiknya pejabat Bupati karateker kabupaten Nduga atas nama Drs.Dorteus Maniagasi pada tanggal 21 Juni 2008 bertempat di lapangan Sinapuk kabupaten Jayawijaya oleh menteri dalam negeri mewakili Presiden Republik Indonesia. Dalam kurun waktu 8 tahun mengurus kabupaten Nduga oleh Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) maupun tim pemekaran hingga terjadinya pelantikan pejabat Bupati karateker kabupaten Nduga, menggunakan rumah kediaman Almarhum Sebagai Sekretariat Pengurus Kabupaten Nduga.
Oleh karena itu, pesan bagi si apapun yang dipercayakan Rakyat untuk memimpin pembangunan kabupaten Nduga, kepemimpinan nya dalam Membangun harus selalu Berbanding lurus dengan harapan dan tujuan Pemrakarsa Memprakarsai Pemekaran Kabupaten Nduga yang berisi harapan rakyat atau masyarakat suku Nduga.  
(sumber: Forum Masyarakat Sipil Peduli Perdamaian dan Pembangunan http://ndugastudentcommunity.blogspot.com  )

B.    LATAR BELAKANG
Secara sadar kalau kita melihat perkembangan yang telah kita lalui bersama sejarah pengurusan Pemekaran Kabupaten Nduga yang merupakan buah dari pada injil itu, dimulai dari satu orang dengan maksud yang teramat mulia kemudian di lanjutkan oleh satu tim yang kompak untuk satu tujuan yaitu Kabupaten Nduga yang kemudian telah berhasil sesuai dengan yang diharapkan setelah melalui perjuangan yang teramat sangat panjang. “Meraih sesuatu jauh lebih mudah dari pada mempertahankannya”. Akhirnya, Kabupaten sudah di genggaman dan tugas yang lebih berat sekarang adalah bagaimana kita menjalankan Roda Pemerintahan untuk melayani masyarakat melalui pembangunan sesuai dengan tujuan dari hadirnya kabupaten itu sendiri yang tentunya mendekatkan rentang kendali pelayanan Pemerintah kepada masyarakat akar rumput dari berbagai segi kehidupan. Pada saat pengisian jabatan Bupati karateker Kabupaten Nduga terjadi sesuatu yang selama ini dianggap hal sepele namun sebenarnya merupakan tonggak sejarah atau pondasi yang sangat menentukan arah Pemerintahan Kabupaten Nduga untuk masa – masa yang akan datang. Hal tersebut adalah kita semua tentu mengetahui pada saat pengajuan calon karateker oleh perwakilan masyarakat, Gubernur dan tim pemekaran, terjadi miss komunikasi di internal Tim pemekaran, yang akhirnya tidak mengakomodir aspirasi semua anggota tim. Dan disinlah awal mula terjadinya perpecahan yang sangat mencolok diantara Tim pemekaran tadi yang berimplikasi pada masa kepemimpinan Bapak Drs.Hans.D.Maniagasi karateker persi Bapak Drs.Edison.Gwijangge yang memenangkan kompetisi pengajuan karateker.
          Ketua tim Pemekaran yang terhormat Bapak Yairus.Gwijangge, S.Sos yang Merasa di rugikan dengan tidak diakomodir haknya sebagai bagian dari anggota tim Pemekaran menerima hal ini sebagai sesuatu yang lumrah dalam alam Demokrasi dan Politik. Namun selama satu tahun Pemerintahan di bawah Kepemimpinan Bapak Drs.Hans.D.Maniagasi, pelayanan Pemerintah tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat dan tujuan dari hadirnya kabupaten itu sendiri yaitu mendekatkan rentang kendali pelayanan Pemerintah kepada masyarakat akar rumput.
 Melihat hal ini, beliau (Bapak Yairus.Gwijangge) sebagai ketua tim pemekaran yang merasa pemerintahan sedang tidak berjalan sesuai dengan cita – cita awal yang diharapkan harus berjuang lebih keras lagi melalui perjuangan yang panjang dengan berbagai macam pengorbanan untuk segera harus mengganti Karateker yang sedang berjalan hanya dengan besar hati dan harapan dengan satu tujuan demi pelayanan pemerintah dalam hal pembangunan yang nyata kepada masyarakat sesuai dengan  tujuan utama dari hadirnya kabupaten  serta yang di harapkan oleh berbagai kalangan.
Untuk membangun tanah Papua, minimal anda harus memiliki “Besar Hati”, tatkala anda memiliki hati untuk membangun masyarakat dan tanah Papua, apapun usaha anda untuk mewujudkan impian itu, tidak ada yang mustahil di Negeri Bumi cenderawasih  persada ini”.                
Oleh sebab itu, perjuangan beliau berhasil mengganti pucuk pimpinan Pemerintahan Kabupaten Nduga dengan Pejabat Karateker yang baru, yang terhormat Bapak Benyamin Arisoy,SE,M.si dan dilantik tepat pada berakhirnya masa kepemimpinan Drs.Hans.D.Maniagasi tanggal 10 Juli 2009 oleh Gubernur Papua atas nama  MENDAGRI di Gedung Negara Angkasa Jayapura – Papua.
Sesuatu hal yang sangat menarik perhatian terjadi pada saat pelantikan Pejabat Karateker yang baru, yang terhormat Bapak Benyamin Arisoy,SE,M.si pada tanggal 10 Juli 2009 oleh Gubernur Papua atas nama  MENDAGRI di Gedung Negara Angkasa Jayapura – Papua. Yaitu aksi demo damai menolak pergantian Drs.Hans.D.Maniagasi Cs dan pelantikan  Benyamin Arisoy,SE,M.si sebagai karateker yang baru dibawa kepemimpinan Drs.Edison.Gwijangge dan dipimpin oleh coordinator aksi lapangan Bapak Eliaser Tabuni,S,Th, kini atas Kepercayaan rakyat, Beliau menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Nduga. Tidak jelas apa yang menjadi tuntutan mereka pada momen tersebut. Namun tuntutan mereka bisa kita pahami dengan beberapa pamphlet yang mereka bawah yang inti dari isi beberapa pamphlet tersebut kurang lebih mereka menuntut kepada Gubernur agar tidak ada pergantian karacteker kabupaten Nduga dengan alasan, karateker yang sedang dilantik tidak mewakili aspirasi masyarakat melainkan hanya untuk kepentingan elit – elit tertentu. Ini membuktikan kepada kita bahwa masih ada sekat kubu – kubu diantara para pemimpin yang menjadi harapan masyarakat untuk membawa perubahan kedepan.hal tersebut wajar – wajar sepanjang kita masih hidup di alam demokrasi, namun yang terpenting adalah “kita tidak bisa menilai sesuatu dari proses yang sedang berlangsung melainkan lebih pada hasil akhirnya” 
Kalau pemimpin saja belum bersatu bagaimana masyarakat bisa bersatu dan mustahil pembangunan akan bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan bersama “Bersatu kita teguh bercerai kita runtu”
Setelah berhasil mengganti Pejabat lama dengan pejabat baru, pekerjaan berat sudah di depan mata yang harus dikerjakan. “kita harus berkata  jujur  dan katakan  sesuatu  benar  dan  baik  jika itu benar dan baik, dan katakan tidak benar  jika itu sudah terbukti tidak benar
Namun yang sedang terjadi sekarang adalah siapapun kita tentu sedang mengikuti dan mengetahuinya dengan persis sehingga kita bisa pastikan kearah mana kelak Kabupaten dan suku Nduga ini.
C.     TANTANGAN PEMILUKADA 2010
Tidak terasa waktu terus berjalan seiring bergantinya tahun. Tidak terasa pula Pemilu Legislatif telah kita lalui dengan Demokratis memilih wakil – wakil rakyat yang kita percayakan untuk mengemban amanat rakyat untuk jangka waktu Lima tahun ke depan, 2009 – 2014. dan suatu momen yang tidak kala pentingnya sudah di depan mata, yang mau tidak mau, siapapun kita harus menyukseskan nya demi pembangunan bagi daerah yang akan menghadapi momen tersebut. Apalagi kalau bukan Pemilukada.
Dalam tahun 2010 ini sedikitnya ada 21 Kabupaten dan 1 Kota di Propinsi Papua yang akan menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilihan umum kepala daerah. Tujuan utama dari pemilihan umum kepala daerah tersebut adalah untuk memilih pemimpin – pemimpin yang akan menduduki jabatan Bupati dan Wali Kota yang tentu saja dipilih secara Demokratis oleh rakyat dengan besar untuk membawa perubahan yang kita dambakan bersama yaitu pelayanan pembangunan yang nyata bagi masyarakat itu sendiri.
          Salah satu dari antara ke 21 kabupaten dan 1 Kota yang akan ikut meramaikan pesta demokrasi Lima tahunan tersebut adalah Kabupaten NDUGA. Kita semua pasti berharap melalui pemilihan ini Akan terpilih Pemimpin yang benar – benar mau mengabdi dan merakyat bagi masyarakat Nduga lima tahun ke depan yang tentunya sudah terbukti dalam kerja dan kinerja nya selama ini
Sebelum kita menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah tahun 2010 yang sudah di depan mata, suatu hal yang harus kita evaluasi bersama adalah bagaimana kita telah melaksanakan pemilihan Legislatif tahun 2009 lalu. Apakah kita telah melaksanakan pemilihan Legislatif sesuai dengan prinsip – prinsip dasar dari Demokrasi, efektif, efisien berdasarkan azas langsung, umum, rahasia, bebas, jujur, adil dan bertanggung jawab yang berlaku saat ini?. Kalau kita mengakui suara rakyat adalah suara Tuhan, Apakah kita sudah mengakui dan mengaplikasikannya dalam pemilihan Legislatif tahun lalu? Ataukah justru kita telah memperkosa demokrasi tahun 2009.
Karena kualitas pemilihan Legislatif tahun 2009 Akan sangat menentukan kualitas pemilihan kepala daerah tahun 2010 sekarang. Kalau kita mau jujur dari hati, setelah mengamati pemilihan Legislatif tahun 2009 sebenarnya sangat tidak demokratis. dimana terjadi pengalihan suara oleh Oknum – Oknum yang tidak bertanggung jawab dari satu Parpol ke Parpol lain dan dari CALEG yang satu ke CALEG yang lain yang mengakibatkan konflik horizontal atau musuh dalam selimut antara masyarakat yang tidak tahu menau persoalan yang sesungguhnya hanya menjadi korban kepentingan orang – orang tertentu yang kita saksikan dan rasakan bersama hingga kini.
Jika demikian, bagaimana dengan pemilihan kepala daerah tahun ini, siapapun Anda pasti sepakat dengan kami bahwa pemilihan kepala daerah tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin. Tapi jika kita masih menggunakan Cara – cara seperti tahun kemarin, jangan heran kalau masyarakat yang tidak terima dengan model – model demokrasi seperti ini kemudian melampiaskan kekecewaan mereka dengan aduh jotos antara pendukung calon yang satu dengan calon yang lain yang akhirnya pintu untuk terjadi konflik horizontal sangat terbuka selebar – lebarnya.
Ini bukan tanpa alasan, mulai dari pelantikan karateker pertama, pemilihan umum Legislatif hingga pergantian karateker saat ini di tambah lagi beberapa masalah sosial (kematian) yang terjadi belakangan ini yang kemudian telah di kait – kaitkan dengan kepentingan politik praktis, masyarakat telah di kotak – kotakan oleh kepentingan NKRI yang mengkambing itamkan toko – toko politikus lokal NDUGA. Dan kita harus akui kuda – kuda politik yang di bangun oleh toko – toko atau elit politik lokal Nduga saat ini sesungguhnya hanya Akan membawa dampak kehancuran bagi masyarakat yang tidak tahu menau persoalan. Pertanyaan nya, Jika toko – toko yang kami harapkan selama ini yang akan membawa perubahan dan pembangunan sudah memberikan pelajaran politik yang kurang baik, lantas kita mau percaya pada orang – orang yang dari mana lagi??????.
Kalau Kabupaten hadir untuk mensejahterakan masyarakat, mengapa mereka harus di aduh domba hanya untuk kepentingan politik orang – orang atau toko – toko tertentu yang di peralat oleh kepentingan NKRI yang sangat belum tentu memberdayakan dan berpihak kepada kepentingan masyarakat itu sendiri.
Jika kita semua mengakui suara rakyat adalah suara TUHAN, pemilihan umum kepala daerah harus di lakukan sesuai dengan prinsip – prinsip Dasar dari pada Demokrasi itu sendiri. Biarkan rakyat memilih sesuai dengan kata hati nurani nya tanpa ada paksaan dan Manipulasi dari pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab. Siapapun Pemimpin yang Akan terpilih kelak itu adalah Pemimpin yang benar – benar TUHAN mau pakai untuk membangun Manusia Nduga yang akhirnya Nama TUHAN akan di puji dan di permuliakan senantiasa di muka Bumi ini. Karena segala sesuatu yang jika di bangun di atas rekayasa dan penuh manipulatif tidak akan berjalan dengan baik dan akan berimplikasi pada implementasi kebijakan pembangunan yang tidak akomodatif dan aspiratif.
D.   TUJUAN
Berangkat dari pengalaman sejarah dan latar belakang permasalahan tersebut di atas, kami sebagai generasi penerus pembangunan yang merasa prihatin dengan kondisi ini memandang perlu keterlibatan kami untuk turut melakukan pengawasan pada Pemilukada tahun ini dengan tujuan memberikan ruang demokrasi yang selebar – lebarnya kepada rakyat untuk menentukan pilihan mereka sesuai dengan kata hati nurani mereka masing – masing tanpa ada paksaan dan manipulasi dari pihak – pihak tertentu. Karena kalau kita mengakui suara rakyat adalah suara Tuhan, siapa dan dari latar belakang manapun calon pemimpin yang akan rakyat pilih, itulah Pemimpin yang hendak Tuhan dan alam mau pakai untuk membawa berkat untuk masyarakat banyak.
Karena jika kami membiarkan proses ini berlangsung seperti pada pemilihan Legislatif tahun kemarin, itu berarti kami sedang membiarkan masalah yang nantinya juga Akan menjadi pekerjaan kami yang perlu di hadapi kelak.
E.    ANGGOTA
          Adapun keanggotaan dalam Team ini adalah seluruh mahasiswa yang tergabung dalam wadah Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga (IPMN) se Indonesia dan masyarakat umum yang merasa peduli dengan kondisi seperti di atas tanpa ada unsur paksaan dan kepentingan apapun.
F.    MEKANISME KERJA TEAM
          Mekanisme kerja Team Independent Mahasiswa Peduli Pembangunan dan Demokrasi Kabupaten Nduga, adalah TIM – P2KN sebagai team pemantau akan bekerja sama dengan lembaga penyelenggara PEMILU (KPU), DPRD, PEMDA (KESBANG), GEREJA, LMA serta beberapa LSM yang peduli dengan permasalahan tersebut di atas.
NDUGA Generations
         

MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA NDUGA SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS

Amandus Ubruangge,S.Pd & Ruben Gwijangge (pada saat seminar sehari yg di selenggarakan oleh IPMN)


Setelah TUHAN ALLAH menciptakan bumi dan segala isinya, Ia menyadari bahwa harus ada suatu makhluk yang dapat mengusahakan serta berkuasa atas semuanya itu. “berfirmanlah ALLAH baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan – ikan di laut dan burung – burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kejadian 1:26). Setelah ALLAH menciptakan manusia sesuai rencana-Nya, Ia memberkati mereka dan berfirman “Beranakcuculah dan bertambah banyak penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan – ikan di laut dan atas burung – burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”(Kejadian,1: 28).
Di sini jelas, ALLAH berfirman dan memberkati mereka agar berkembang biak untuk memenuhi bumi ini, setelah itu ALLAH juga memberikan suatu perintah dan otoritas penuh kepada manusia untuk berkuasa atas segala ciptaan – Nya. Agar dalam menjalakan perintah tersebut tidak serakah dan cerobo yang akan mengakibatkan pengrusakkan lingkungan hidup dan pemusnahan makhluk hidup yang ada, maka manusia itu harus dididik, diajar serta dibinah dengan baik dan benar melalui pembinaan moral, spiritual, etika, norma adat dan yang secara lebih urgen lagi melalui pendidikan informal dan formal secara teratur yang relevan dengan zaman sekarang. Karena begitu luasnya bumi ini sehingga manusia wajib dan harus berkembang untuk memenuhinya di samping mempertahankan Ras –Rasnya sebagai anugerah Allah di tempatnya masing – masing sesuai dengan yang di tempatkan oleh–Nya dengan bebas berdaulat tanpa ada penindasan dan penjajahan dari bangsa lain, karena hal itu melawan ketetapan ALLAH dan firman –Nya. Sebagai pelintas batas dan patok agar manusia – manusia itu tidak saling memusuhi dan saling membunuh memperebutkan daerah, hutan, gunung, sungai dan segala yang terkandung di bumi ini, dengan jelas ALLAH menciptakan manusia itu sangat berbeda satu sama lainnya dari warna kulit, bahasa, adat – istiadat, budaya, serta memisahkan mereka dari lautan dan gunung –gunung. Timbul pertanyaan, apakah keadaan bangsa Ras Melanesia (PAPUA) saat ini sudah sesuai dengan ketetapan - ketetapan tersebut ?
Memang benar dan tidak bisa kita pungkiri apa yang di prediksikan oleh para ahli – ahli bahwa 25 – 50 tahun kedepan orang PAPUA akan kehilangan Ras dan hanya akan tinggal sejarah. Opini tersebut sangat relevan dengan kondisi riil yang sedang terjadi di tanah Papua yang kita lihat dan kita rasakan dewasa ini, dimana penduduk asli pemilik tanah Papua semakin tersingkir dari segi kualitas dan kuantitas. sementara persentase penduduk Non-Papua lebih dominan di segala bidang, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, iptek, dan jumlah penduduk yang setiap harinya terus mengalami peningkatan secara signifikan melalui angka kelahiran maupun transmigrasi. Sehingga dengan dalih bahwa orang Papua itu bodoh, pemabuk dan tidak bisa apa–apa, penduduk Non-Papua lebih mendominasi dalam jabatan strategis di lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif maupun swasta yang seharusnya dan sebenarnya merupakan hak orang asli Papua dan menjadi penyusun program pembangunan di tanah Papua yang pendekatannyapun tidak sesuai dengan budaya orang Papua. Sehingga apapun kebijakan yang di ambil oleh para pemangku kekuasaan dalam implementasinya di lapangan tidak bisa dan sampai kapanpun tidak akan pernah berpihak kepada orang asli Papua dalam rangka Papuanisasi di berbagai aspek kehidupan, salah satunya yang merupakan hal yang sangat fundamental ialah membangun manusia Papua yang berkualitas dan berkuantitas secara simultan dan berkesinambungan di era OTSUS saat ini. Untuk meminimalisir genosida yang telah sedang dan akan berlangsung dewasa ini, yang merupakan dampak dari perkawinan silang, kekerasan militer Indonesia, penyakit HIV/AIDS, kelaparan, serta berbagai penyakit yang sebenarnya bisa tertolong apabila mendapatkan penanganan medis, tetapi karena begitu tingginya biaya pengobatan sehingga angka kematian kian hari kian meningkat. Dan yang paling menonjol dari unsur genosida adalah minimnya angka kelahiran orang asli Papua.
Minimnya angka kelahiran merupakan salah satu unsur esensial menuju ke arah pemusnahan Ras suatu bangsa, dan permasalahan ini yang sedang melanda orang Papua secara umum dan lebih khusus suku “NDUGA” yang merupakan suku yang berada paling terdepan dalam hal mahalnya angka kelahiran. Lalu tanggung jawab siapakah sebenarnya atas persoalan tersebut? Dan mengapa suku NDUGA berada pada urutan terdepan dalan hal mahalnya angkah kelahiran? kedua pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang fundamental dan universal bagi suku Nduga tanpa terkecuali besar, kecil, tua, muda,kaum awam, kaum terpelajar, lembaga eksekutif, legislative dan para intelek serta seluruh mahasiswa yang harus dicari solusinya untuk kita jawab bersama.
Untuk meningkatkan angka kelahiran ini, pertama – tama berpulang kepada individu orang Nduga itu sendiri sebagai subyek utama yang akan mempertahankan Suku ini di muka bumi dari pemusnahan sebagai suku yang diciptakan oleh ALLAH dengan maksud-Nya yang ilahi, sehingga semua pribadi kita harus memiliki rasa tanggung jawab dari Allah untuk mempertahankan suku ini di muka bumi dan ini sesuai dengan firman Tuhan “Beranakcuculah dan bertambah banyak penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan – ikan di laut dan atas burung – burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”(Kejadian 1:28). Ia tidak hanya member perintah untuk berkembang lalu berdiam diri, tetapi Dia juga mengetahui dan mengingat akan semua kebutuhan setiap manusia dan Ia berfirman “karena itu Aku berkata kepadamu: janganlah kkhawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau kamu minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian ? Pandanglah burung-burng di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun di beri makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius,6:25-26,Luk,12:22-23)……………
Bukti nyata dari pada firman-Nya, Ia menempatkan kami di tanah Papua yang kaya raya akan segala sesuatu ini, sehingga setiap manusia yang singgah di bumi ini dan apapun yang akan kita alami dan terjadi dalam kehidupan kita, semuanya itu merupakan rencana dan tanggung jawab dari Allah itu sendiri. Sehingga selama ini orang Nduga selalu melihat latar belakang sosial, ekonomi, dan keluarga dari laki-laki maupun perempuan merupakan bentuk ketidakpercayaan kami terhadap Allah yang menciptakan dan mempunyai rencana terhadap manusia itu sendiri.oleh sebab itu, peranan orang tua bukanlah pencari jodoh, melainkan lebih berperan sebagai motivator bagi anak-anaknya demi perkembangan suku Nuga dalam berbagai sector kehidupan.
Kalau semua kami mengerti akan hal itu dan memiliki komitmen untuk berkembang, apakah firman “karena itu Aku berkata kepadamu:janganlah kwatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau kamu minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burng di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,namun di beri makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:25-26,Luk,12:22-23)……………menjadi jaminan satu-satunya sehingga kita hanya berdiam diri menunggu mujizat terjadi tanpa kita berusaha? Kita masih hidup di dunia ini dan tentunya kami semua tahu istilah “ORAET LABORA”.
Oleh karena itu pemerintah kabupaten Nduga baik lembaga eksekutif, lembaga legislative, lembaga adat, lembaga Agama serta seluruh komponen masyarakat harus memiliki komitmen yang besar untuk itu, agar kita jangan membuka lahan dan kesempatan bagi orang lain sementara kami hanya menjadi penonton setia dan obyek dari setiap program pembangunan.dan hal itu tanpa disadari akan terjadi secara otomatis karena begitu minimnya kuantitas orang Nduga, apalagi kualitas,sehingga para pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan harus bersatu bersama semua lembaga tadi untuk membuat PERDASI dan PERDASUS yang bersifat proteksi teradap alam serta manusia Nduga baik dari segi kualitas maupu kuantitas. Proteksi teradap kuantitas yang dimaksud disini adalah berikut:
1. Membuat PERDA larangan minuman beralkohol di pasarkan komersial di kabupaten Nduga dan apabilah kedapatan pihak tertentu yang dengan sengaja melanggar aturan tersebut akan tindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.
2. Membuat PERDASI/PERDASUS larangan ada bar atau tempat lokalisasi di kabupaten Nduga
3. Pemerintah pusat bisa membuat program BLT untuk seluruh Indonesia, Mengapa pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupten tidak bisa dengan dana dan UU OTSUS yang ada.kalau tidak bisa, alangka baiknya masuk saja dalam kerangka BLT dan mendata seluruh kepala keluarga dalam data base dan dalam jangka waktu tertentu di kasih uang dari dana OTSUS dengan nilai tertentu.yang dimaksud dengan nilai tertentu di sini ada dua opsi yang bisa di gunakan yaitu:
Ø Nilai uang perjiwa di tentukan oleh pemerintah dengan semacam PERDASUS dan dikali dengan berapa jiwa dalam satu keluarga.misalnya dalam keluarga tuan X berjumlah 8 orang,maka kelurga tersebut berhak atas uang senilai Rp,450.000.00(empat ratus lima puluh ribu rupiah). Dengan rumus =(Rp.50.000,00 x 8 orang/jangka waktu tertentu tadi)
Ø Nominal dana OTSUS per tahun anggaran di bagi dengan jumlah kepala keluarga suku Nduga yang ada di dalam data base.(=nominal dana OTSUS per tahun : jumah KK/ jangka waktu tertentu tadi )
4. Apabila ada keluarga yang mempunyai anak lebih dari 5 orang,maka segala biaya selama pendidikan anak-anak tersebut mulai dari sekolah dasar hingga selesai harus menjadi tanggung jawab PEMDA. Dengan demikian di harapkan kuantitas suku Nduga bertamba karena segala beban orang tua ditanggung sebagian oleh PEMDA yang merupakan yang sangat esensial.
5. Meminimalisir biaya pengobatan sesuai dengan kemampuan ekonomi suku Nduga diukur sesuai dengan PNS yang paling terendah pendapatan per bulannya dan gratis bagi masyarakat Non-PNS dengan memaksimalkan dana Otsus yang ada.
6. PEMDA melalui pihak berwajib harus mengadakan kontrol secara intensif masuk keluarnya obat di RSUD dengan maksud dokter tidak menjadikan rumah sakit lahan bisnis dan membuka praktek lalu menjual obat-obat tersebut di apotiknya yang ketika masyarakat sakit di kasih resep untuk membeli obat dari apotiknya dengan harga mahal.
7. Alangka baiknya pemerintah daerah mempasilitasi untuk mengadakan semacam konferensi besar-besaran bersama lembaga agama,lembaga adat dan seluruh komponen masyarakat suku Nduga untuk membicarakan kepastian mas kawin perempuan dan disepakati bersama lalu di jadikan sebagai PERDASUS yang akan berlaku secara universal bagi seluruh lapisan masyarakat suku Nduga.
8. “Pengalaman adalah guru yang terbaik” sehingga menuntut kita sebagai generasi penerus untuk belajar secara cermat dari pengalaman yang sudah,sedang dan di perkirakan akan terus terjadi dimana banyak putera – puteri Nduga yang kawin keluar tetapi hanya bertahan seumur jagung karena perbedaan budaya dan adat istiadat yang tidak bisa menyatu yang akhirnya bercerai lalu kemabali ke suku sendiri,dan tentunya menurut budaya serta adat istiadat orang Nduga hal semacam ini sangat mencelakan harga diri sendiri,harga diri keluarga,harga diri kampung dan terlebih nama baik suku Nduga. Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab kami pemuda/pemudi Nduga untuk menjaga harga diri,nama baik keluarga,dan suku di samping melawan rencana genosida ras yang sengaja di bangun oleh pemerintah Republik Indonesia dan bersembunyi dibalik ideologi berbagai program pembangunannya secara sistematis yang halus tetapi jitu ini.
Kalau semua pribadi kami mengerti serta memahami dengan baik akan betapa pentingnya hal proteksi terhadap perkembangan suku Nduga.Lalu bagaimanakah dengan hal membangun manusia Nduga yang berkualitas itu sendiri ? kalau kita berbicara soal kualitas dan kuantitas manusia Nduga, sebenarnya sember daya manusia yang kualitas dan kuantitas itu ibarat dua sisi mata uang koin yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.karena keduanya yang berpadu menjadi satu mata uang yang bernilai tertentu dan bermanfaat serta memiliki arti jika digunakan.
Sebagus apapun program pemerintah tidak akan bisa sukses kalau tidak didukung penuh oleh sumber daya manusia yang berkualitas sebagai subyeknya. Oleh karenanya pemerintah harus berjiwa besar untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di era OTSUS demi amanat UU OTSUS itu tercapai. Bukan lagi menjadi penonton atau pelaksana kebijakan orang lain yang tidak berpihak terhadap orang asli suatu daerah.sehingga sudah saatnya di era globalisasi ini di butuhkan manusia yang berkualitas dan berkompeten di segala bidang agar mereka ini menjadi pelaku dan pengambil kebijakan untuk membangun diri dan negerinya sendiri.karena dia berasal dari sana dan tahu persis pendekatan dari segi apa yang harus digunakan dan lebih efektif untuk membangun daerah serta masyarakatnya ke arah tatanan kehidupan yang lebih baik dari sekarang.
Suku Nduga dewasa ini sangat minim dari segi kuantitas, apalagi sumber Daya Manusia yang berkualitas, dengan demikian menurut hemat saya kita akan menjadi obyek dan penonton setia dalam setiap proses pembangunan di tanah Papua dan tidak akan bisa menjadi subyeknya karena lapangan kerja yang ada saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang berdaya saing serta berkompeten.namun kini kami telah memiliki kabupaten sendiri maka dengan sendirinya lapangan kerjapun telah ada.tetapi apa yang akan kami buat ketika nantinya kami duduk di semua lembaga yang ada. Apalagi membangun daerah sangat tidak mendukung program pembangunan dengan kondisi geogarfisnya yang seperti itu, sehingga sumber daya manusia yang berkualitas tadi sangat di butuhkan di sini untuk duduk bersama berfikir mencari solusi terbaik dari segala segi kehidupan.
Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa sumber daya manusia Nduga sangat kurang dan bagaimana caranya unruk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas itu?
Pertanyaan ini harus di jawab bersama oleh seluruh komponen masyarakat Nduga sendiri, terutama para pemangku kekuasaan baik di lembaga eksekutif maupun lembaga legislative yang ada di kabupaten Nduga. Menurut hemat saya ada beberapa aspek persoalan yang sedang dan akan menyebabkan tertutupnya jendela sumber daya manusia yang berkualitas secara simultan dan berkesinambungan bagi masyarakat suku Nduga.
Persoalan pertama, ialah berhubungan dengan faktor pembangunan infrastruktur penunjang misalnya kontruksi jalan, jembatan, transportasi udara, darat, laut, gedung sekolah dan penunjang lainnya merupakan persoalan pertama.
Yang kedua, adalah macet atau kurangnya pendidikan di rumah.orang tua tidak ada waktu untuk mengajar dan belajar bersama anak – anak mereka karena orang tua sangat sibuk sehari penuh dari pagi sampai malam mencari nafkah untuk menghidupi atau memenuhi kebutuhan keluarga lagi pula orang tua tidak tahu bagaimana cara membantu dan mendidik anak karena barang kali sekolah dasar pun tidak sampai selesai.mencari nafkah untuk sehari saja harus membanting tulang dari pagi hinggga malam dan hasilnya pun tidak cukup untuk dua – tiga hari kedepan,bagaimana dan sangat mustahil orang tua bisa berfikir untuk pendidikan anak – anaknya apalagi biaya pendidikan yang begitu sangat tinggi saat ini. yang akhirnya angka anak putus sekolah, angka anak tidak sekolah, angka orang buta huruf kian hari terus meningkat dan selamanya kami akan menjadi obyek dari orang – orang yang maju sumber daya manusianya. kalau begini terus keadaannya dari masa ke masa, lalu tanggung jawab siapakah sesungguhnya dengan kondisi – kondisi riil seperti ini? Dan apakah sesungguhnya fungsi dari UU OTSUS itu?
Disinilah pemerintah daerah kabupaten Nduga harus berperan aktif dalam mengatasi persoalan riil ini dengan berbagai kebijakan yang akan di ambilnya demi pembangunan manusia Nduga yang berkualitas yang sedang dituntut oleh jaman sekarang dan kita harapkan bersama dewasa ini.salah satu bagian yang paling terkecil adalah dengan menggunakan kerangka proteksi terhadap etnis bagian ke tiga tadi serta dengan yang tidak kala pentingnya adalah harus memperhatikan kesejahteraan para guru dengan baik dan benar secara berkala melalaui para kepala – kepala distrik agar para guru ini tidak selalu meninggalkan tempat pengabdiannya dengan berbagai alasan social ekonomi.karena para guru inilah yang memiliki peranan sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tadi.
Yang ketiga, ialah paradigma pendidikan yang dianut oleh para pengambil keputusan akan sangat mempengaruhi penyusunan perangkat – perangkat pendidikan yang nantinya akan terlihat di tingkat implementasi strategis.
Yang keempat, selama ini proses pendidikan di daerah Nduga ibarat orang buta menuntun orang buta yang lama kelamaan akhirnya orang yang tidak butapun bisa menjadi buta.kondisi tersebut bukan kesalahan para guru – guru yang diibaratkan buta – buta tadi, tetapi mereka adalah korban kebijakan system pendidikan yang setiap tahunnya mengalami berubah seiring dengan perubahan zaman dewasa ini, dan lagi pula guru – guru yang mengajar di daerah Nduga adalah produk dari teori – teori lama yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini sehingga para peserta didiknya pun tidak jauh berbeda dengan pendidiknya yang tidak kompeten.agar para peserta didiknya kompeten sesuai dengan tuntutan zaman saat ini, yang paling utama adalah berfikir bagaimana pengajar – pengajar ini dididik agar mereka menjadi pasilititator, kontroler, dan pengajar yang kompeten sesuai dengan kebijakan serta system pendidikan yang berlaku saat ini, mereka wajib dibantu dalam pembentukan diri dan pengembangan propesionalisme keguruannya melalui pendidikan, pelatihan, studi banding dan pendidikan dalam jabatan yang mediatip,kreatif dan inovatif agar mereka menjadi propesional di bidang mereka masing – masing serta dengan mendatangkan tenaga – tenaga pengajar yang profesional lainnya dalam jumlah banyak sesuai dengan kebutuhan daerah.
Hasil pelatihan pendidikan yang mereka tidak akan bermakna bila tidak di dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang modern.Pasilitas dan sumber belajar yang modern adalah salah satu faktor yang menentukan penerapan ilmu dan teori baru yang para guru ini peroleh dalam latihan tadi.
Yang kelima,Beberapa uraian diatas berbicara bagaimana menyiapkan serta mendidik para peserta didik dari tingkat sekolah dasar(SD), sekolah menengah tingkat pertama (SMP) dan sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMK) di tingkat kabupaten Nduga, agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Yang ke-enam, Pemerintah daerah sudah harus menyiapkan pasilitas penunjang belajar seperti asrama di berbagai kota study di Indonesia serta membiayai para pelajar dan mahasiswa suku Nduga hingga selesai dengan ketentuan – ketentuan tertentu yang akan di sepakati bersama antara pemerintah daerah dan para pelajar serta mahasiswa dan di jadikan sebagai tata tertib bagi anggotanya.
Yang ketujuh, ulasan di atas adalah persoalan pembinaan pendidikan formal yang ada, lalu mengapa generasi yang sudah sarjana tetapi tidak bisa berbuat banyak? Apakah wawasannya sempit ataukah mereka ini juga korban dari sistim tadi? bagaimana caranya agar generasi berikut dan mereka yang sudah sarjana tetapi tidak berbuat banyak ini di bantu untuk membuka wawasan yang lebih luas? agar mimpi itu terwujud, kini sudah saatnya mereka harus dikirim ke luar negeri yang setidaknya dapat membuka serta menambah wawasan yang lebih luas bagi mereka, karena di sana mereka akan memiliki pengalaman yang majemuk, maju, individualis, disiplin dan setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka, mereka kembali dan membangun masyarakat mereka yang akhirnya nama TUHAN ALLAH di puji dan di permuliakan senantiasa.
Untuk membangun manusia yang berkualitas itu tidak semudah kita membalikkan telapak tangan.membutuhkan waktu, dana, persatuan dan kesatuan dari seluruh lapisan masyarakat Nduga sebagai obyeknya, tetapi kiranya uraian di atas dijadikan fondasi untuk kelanjutann pembangunan sumber daya manusia di masa yang akan datang demi Papuanisasi di berbagai bidang. Hal – hal ini tidak akan terwujud bila penguasa, pengambil kebijakan dan penyusun program tidak mempunyai rasa memiliki terhadap suku Nduga, daerah, dan kurangnya wawasan tentang betapa pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas itu melalui kebijakan pendidikan yang berpihak kepada rakyat kecil. SEMOGA.....................................!!!!!!!!!!!!

Kamis, 04 November 2010

UNDANGA RESMI PANITIA KONGRES NASIONAL I DAN PERAYAAN NATAL PELAJAR DAN MAHASISWAN NDUGA SE_ INDONESIA

 

PANITIA KONGRES NASIONAL I DAN PERAYAAN NATAL PELAJAR DAN MAHASISWA NDUGA SE_INDONESIA 2010
Jl. Biak, Abepura, Jayapura_Papua; (081248036841,.........PO.BOX 156
e-mail nduga.students@ yahoo.com


Dengan Hormat,
Sehubungan dengan Perihal tersebut diatas, Kami Mengundang Teman – teman Seluruh Mahasiswa NDUGA dan peranakan dimanapun anda berada untuk Hadir Dalam Acara Pembukaan Kegiatan  Kongres Nasional I dan Perayaan Natal Pelajar Mahasiswa NDUGA Se- Indonesia Tahun 2010 dengan Thema : “BERUBAH MENJADI SATU MENUJU KEMANDIRIAN MERAJUT MASA DEPAN” dan dengan Sub Thema :“Melalui Kongres Nasional I & Perayaan Natal Pelajar dan Mahasiswa NDUGA Se_Indonesia, Kita Bersatu Padu Untuk Membangun Kemandirian NDUGA dan PAPUA”
Kegiatan dimaksud Hanya oleh Anugerah Tuhan, akan Jadi Pada :
Hari/ Tanggal   : Senin, 27 – 31 Desember 2010
Waktu               : 09 : 00 - Selesai
Tempat             : AULA ASRAMA NINMIN
CAT PANITIA NATALDemikian Undangan Kami, Atas Perhatian dan Kehadiran teman - teman ,Kami Mengucapkan Banyak Terima kasih. TUHAN MEMBERKATI!!!!                                                                           
                                                                             Port Numbay,25- 10 - 2010
                    PANITIA PELAKSANA






SUSUNAN ACARA PEMBUKAAN
  1. PEMBUKAAN
  2. DOA
  3. LAPORAN KETUA PANITI
  4. SAMBUTAN – SAMBUTAN
Ø  KETUA IPMN
Ø  KETUA PERMANDU
Ø  IPMANDU
Ø  KETUA DPRD KABUPATEN NDUGA
Ø  BUPATI KABUPATEN NDUGA
SEKALIGUS MEMBUKA KEGIATAN SECARA RESMI
  1. ISTIRAHAT

SELEBARAN TIM - P2KN



TEAM INDEPENDEN MAHASISWA PEMANTAU PEMILUKADA KABUPATEN NDUGA (TIM – P2KN)
Alamat: Asrama NINMIN Jalan Biak Abepura – Papua
telp (081248036841, 081344152915)


Tidak terasa waktu terus berjalan seiring berganti nya tahun. Tidak terasa pula Pemilu Legislatif telah kita lalui dengan Demokratis memilih wakil – wakil rakyat yang kita percayakan untuk mengemban amanat rakyat selama jangka waktu Lima tahun ke depan, 2009 – 2014. Dan suatu momen yang tidak kala pentingnya sudah di depan mata, yang mau tidak mau, siapapun kita harus menyukseskan nya demi pembangunan bagi daerah yang Akan menghadapi momen tersebut. Apalagi kalau bukan Pemilukada.
Sebelum kita menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah tahun 2010 yang sudah di depan mata, suatu hal yang harus kita evaluasi bersama adalah bagaimana kita telah melaksanakan pemilihan Legislatif tahun 2009 lalu. Apakah kita telah melaksanakan pemilihan Legislatif sesuai dengan prinsip – prinsip dasar dari Demokrasi, efektif, efisien berdasarkan azas langsung, umum, rahasia, bebas, jujur, adil dan bertanggung jawab yang berlaku saat ini?. Kalau kita mengakui suara rakyat adalah suara Tuhan, Apakah kita sudah mengakui dan mengaplikasikannya dalam pemilihan Legislatif tahun lalu? Ataukah justru kita telah memperkosa demokrasi tahun 2009.
Karena kualitas pemilihan Legislatif tahun 2009 Akan sangat menentukan kualitas pemilihan kepala daerah tahun 2010 sekarang. Kalau kita mau jujur dari hati, setelah mengamati pemilihan Legislatif tahun 2009 sebenarnya sangat tidak demokratis. dimana terjadi pengalihan suara oleh Oknum – Oknum yang tidak bertanggung jawab dari satu Parpol ke Parpol lain dan dari CALEG yang satu ke CALEG yang lain yang mengakibatkan konflik horizontal atau musuh dalam selimut antara masyarakat yang tidak tahu menahu persoalan yang sesungguhnya hanya menjadi korban kepentingan orang – orang tertentu yang kita saksikan dan rasakan bersama hingga kini.
Jika demikian, bagaimana dengan pemilihan kepala daerah tahun ini, siapapun Anda pasti sepakat dengan kami bahwa pemilihan kepala daerah tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin. Tapi jika kita masih menggunakan Cara – cara seperti tahun kemarin, jangan heran kalau masyarakat yang tidak terima dengan model – model demokrasi seperti ini kemudian melampiaskan kekecewaan mereka dengan aduh jotos antara pendukung calon yang satu dengan calon yang lain yang akhirnya pintu untuk terjadi konflik horizontal sangat terbuka selebar – lebarnya.
Ini bukan tanpa alasan, mulai dari pelantikan karacteker pertama, pemilihan umum Legislatif hingga pergantian karacteker saat ini, masyarakat telah di kotak – kotakan oleh kepentingan NKRI yang mengkambing itamkan toko – toko politikus lokal NDUGA. Dan kita harus akui kuda – kuda politik yang di bangun oleh toko – toko atau elit politik Nduga saat ini sesungguhnya hanya Akan membawa dampak kehancuran bagi masyarakat yang tidak tahu menau persoalan. Pertanyaan nya, Jika toko – toko yang kami harapkan selama ini yang akan membawa perubahan dan pembangunan sudah memberikan pelajaran politik yang kurang baik, lantas kita mau percaya pada orang – orang yang dari mana lagi??????. Kalau Kabupaten hadir untuk mensejahterakan masyarakat, mengapa mereka harus di aduh domba hanya untuk kepentingan politik orang – orang atau toko – toko tertentu yang di peralat oleh kepentingan NKRI yang sangat belum tentu memberdayakan dan berpihak kepada kepentingan masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu, Mari Mahasiswaku, Generasi Penerusku, kaumku, kita adalah satu suku Nduga jangan kita di pecah bela hanya oleh kepentingan politik nasional dan local. Walaupun ada pemerintah dan Kabupaten, namun untuk merubah keadaan kehidupanmu, nasib sukumu dan generasimu lebih baik dari sekarang berada pada diriMu dan diriku. Jangan pernah menggantungkan nasibmu kepada pemerintah. Dimana – mana pemerintah sudah gagal dan tidak Akan pernah merubah kehidupanmu dan kehidupanmu, kecuali hanya olehku dan olehmu sendiri jika kita merasa prihatin dengan kondisi sosial – politik yang telah, sedang dan akan terjadi kelak .
Jika anda dan saya merasa prihatin terhadap segala permasalahan yang terjadi di kabupaten NDUGA dan yang Akan terjadi ke depan, khususnya dalam PEMILIHAN KEPALA DAERAH bulan Oktober, Mari bergabung bersama kami TEAM INDEPENDEN MAHASISWA PEMANTAU PEMILUKADA KABUPATEN NDUGA 
(TIM – P2KN)
untuk berdiskusi lepas bersama menyiapkan strategi untuk mengawali PEMILUKADA Kabupaten NDUGA bulan Oktober tahun 2010 agar terlaksana sesuai dengan prinsip – prinsip dasar dari demokrasi itu sendiri.
Sekali lagi kami mengundang GENERASI PENERUS NDUGA untuk hadir bersama kami TEAM INDEPENDEN MAHASISWA PEMANTAU PEMILUKADA KABUPATEN NDUGA yang sedianya Akan di laksanakan
Pada                       : Hari Minggu
Tanggal                 : 18 April, 2010
Waktu                     : 16: 00 WPB – Selesai
Tempat                   : Aula Asrama NINMIN
Gunakanla kapasitas anda sebagai mahasiswa untuk mengawasi segala kebijakan pemerintah yang di terapkan untuk membangun daerahmu……… dan daerahku……………

Teriring Salam Persatuan dan DOA dari kami, semoga langkah hidup kita di Negeri Cenderawasih Persada ini selalu dalam lindungan tangan Tuhan yang MAHA KUASA.

“DIATAS BATU INI, AKU MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA.SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT, TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI. BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI “AITUMERI ,MIEI 25 OKTOBER 1925 ,PDT IZAAK SAMUEL KIJNE”

                                                                                                               

“BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH”
                                                                               
                                                                        WIWA – O………………………..

                                                                    Oleh :


Reubenzoen Boenyamin Ariklenak Gwijangge