Senin, 15 November 2010

LATAR BELAKANG LAHIRNYA TIM - P2KN

A.   SEJARAH SINGKAT KABUPATEN NDUGA
Suku Nduga adalah salah satu dari sekian banyak suku ras Melanesia yang berdiam di daerah pegunungan tengah Papua tepatnya di kabupaten Nduga. Menurut cerita yang diturunkan oleh nenek moyang secara turun temurun hingga kini, Suku Nduga berasal dari daerah lembah Baliem (Kabupaten Jayawijaya).Suku Nduga berimigrasi ke daerah Nduga melalui dua jalur yaitu jalur hulu sungai Baliem dan jalur hulu kali Uwe karena menganut nomaden.
Suku Nduga yang keluar dari lembah Baliem melalui jalur hulu sungai Baliem masuk ke daerah Ndugama melalui hulu kali Yigi dan menyebar ke berbagai penjuru daerah kabupaten Nduga sampai bagian pantai wilayah kabupaten Nduga.
Suku Nduga yang keluar dari lembah Baliem melalui jalur hulu sungai Uwe, masuk ke daerah Nduga melalui hulu kali Kenyam dan menyebar ke berbagai penjuru daerah Nduga sampai bagian pantai wilayah kabupaten Nduga.
Suku Nduga setelah hidup di daerah Nduga kira-kira 2-3 generasi, Injil masuk ke daerah Nduga pada tahun 1963.Pemberitaan Injil ke daerah Nduga dilakukan oleh organisasi gereja Kemah Injil KINGMI dengan missi Cending Aviation Missionary Alliance (CAMA).Dari sekian banyak missionaris yang pernah masuk memberitakan Injil ke daerah Nduga salah satu yang menetap dengan masyarakat suku Nduga karena memang diutus untuk menginjili di Ndugama adalah Tuan Rev.Andrian Van Der Bijl yang berbangsa Belanda. Sebelum Injil masuk di daerah Nduga, suku Nduga hidup dalam kegelapan dalam segala hal dan permusuhan atau perang antara satu Klan dengan Klan yang lain. Masuknya Injil di daerah Nduga pada tahun 1963 merupakan titik awal perubahan besar dalam kehidupan masyarakat suku Nduga dari berbagai sudut kehidupan. Para missionaris yang membawa Injil ke daerah Nduga tidak hanya memberitakan Injil melulu namun telah melakukan berbagai terobosan dalam segala hal seperti, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lain.
Untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat suku Nduga dari dalam alam keprimitifan, Rev.Andrian Van Der Bijl telah melakukan terobosan-terobosan yang berarti dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan.
 Rev.Andrian Van Der Bijl menyadari bahwa untuk membangun suku Nduga dari segi rohaniah tidak terlepas dari sokongan kesiapan segi jasmaniah seperti ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sebagai penerus pembangunan dalam berbagai sektor kehidupan.
Oleh karenanya, terobosan yang dilakukannya dalam bidang pendidikan adalah mendirikan sekolah setingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di Mapnduma. Pada tahun 1965 mendirikan Sekolah Dasar (SD) YPPGI di Mapnduma dan beberapa tahun kemudian dilanjutkan dengan membangun Sekolah Dasar (SD) di Kenyam, Mbua Yigi dan lain-lain. Menetapkan beberapa kota studi seperti Jayapura, Nabire dan Wamena untuk mengirim lulusan dari Sekolah Dasar (SD)YPPGI di beberapa daerah tersebut diatas agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 1984 telah mendirikan asrama Pelajar Mahasiswa Nduga yang dikenal dengan sebutan “NINMIN” di Jayapura. Membeli tanah dan membiayai pendidikan dan kehidupan selama mengikuti pendidikan.
Para pelajar mahasiswa Nduga dari berbagai daerah setelah menyelesaikan studi di tingkat Sekolah Dasar (SD) dikirim ke beberapa kota tersebut diatas dengan harapan setelah menyelesaikan studinya akan pulang melanjutkan pembangunan yang pondasinya telah diletakkan oleh Rev.Andrian Van Der Bijl sesuai dengan disiplin ilmu yang digelutinya atau dipelajari nya masing-masing.
Buah dari pada benih Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditabur oleh Rev.Andrian Van Der Bijl selama 47 tahun, kini sarjana di kalangan masyarakat suku Nduga cukup luar biasa. Dari sekian banyak sarjana hasil binaan Rev.Andrian Van Der Bijl yang terlahir, 99,9% telah hijra ke berbagai kabupaten dan kota untuk meningkatkan kelas kehidupan sosial-ekonomi pribadi dan keluarganya dengan melupakan amanat yang diletakkan di pundaknya selaku generasi penerus pembangunan.
Namun, Salah seorang sarjana yang merupakan satu dari sekian banyak sarjana yang berhasil menyimpan amanat di dalam relung jiwanya yang amat dalam dan mengamalkan amanat yang diletakkan di pundaknya selaku penerus tongkat estafet pembangunan manusia dan daerah Nduga adalah Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003) yang akrab disapa Tom. Beliau telah meninggalkan kesan positif bagi kehidupan suku Nduga khususnya dan Papua pada umumnya yang patut kita teladani dalam membangun. Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003) adalah tokoh intelektual Nduga yang peka terhadap segala persoalan yang melilit kehidupan suku dan bangsanya. Yang untuk menyelesaikannya ia jadikan seakan-akan persoalan pribadi dan keluarganya. Bukti riil prakarsa beliau yang kita saksikan dan nikmati bersama ialah pemekaran kabupaten Nduga.
Dengan melihat fenomena atau kondisi riil kehidupan masyarakat suku Nduga yang tergolong primitip yang terlilit persoalan-persoalan alamiah dan ciptaan manusia, seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, angka kematian yang tinggi, angka kelahiran yang rendah dan lain-lain menggugah jiwa pria kelahiran Mugi, 11 Juli 1967, Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum:2003) untuk memutar otak mencarikan solusi atau jalan keluar bagi masyarakat suku Nduga dari persoalan-persoalan yang membelenggu segala sektor kehidupan tersebut di atas.
Keyakinan Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003), selagi kita menghuni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Satu-Satunya Solusi Penyelesaian persoalan kehidupan Masyarakat suku Nduga adalah Pemekaran Kabupaten Nduga. Singkatnya, mendatangkan kabupaten bukan mengejar kabupaten-kabupaten yang telah ada dengan mengadakan urbanisasi besar-besaran seperti ke Timika, Wamena, Nabire, dan lain-lain meninggalkan tanah leluhur.
Namun sayang, dalam perjalanan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga Tuan Tom Nirigi, Spd (Almarhum: 2003) harus menghembuskan napas terakhir alias meninggal dunia dan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga selanjutnya diteruskan oleh rekan-rekanya yang tergabung dalam Tim pemekaran kabupaten Nduga yang diketuai oleh Tuan Yairus Gwijangge, S.Sos.
Dalam proses kepengurusan pemekaran kabupaten Nduga, Tim pemekaran kabupaten Nduga telah menghadapi berbagai halangan, rintangan, tantangan yang cukup berarti namun hasil kekompakkan dan kerja keras tim dalam menghalalkan berbagai cara akhirnya berhasil dimekarkan menjadi sebuah kabupaten definitif dengan undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2008 tentang pembentukan pemekaran kabupaten Nduga bersamaan dengan beberapa kabupaten lainnya di daerah pegunungan tengah Papua pada tanggal 4 Januari 2008.
Berjuang melanjutkan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga walau Betapa sulitnya memperjuangkan Kabupaten Nduga. Yang mendasari untuk terus berjuang adalah masyarakat suku Nduga Dalam kurun waktu 61 tahun hidup di bawah garis kemiskinan, perbudakkan, pembantaian, pembunuhan, pemerkosaan, penghinaan, penindasan, intimidasi dan keterbelakangan dari berbagai masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, sosial-budaya.
Melihat dari berbagai persoalan-persoalan ini, kondisi masyarakat dan daerah yang sangat memprihatinkan ini, tidak seorang pun yang berdiri dan melihat, pemerintah daerah kabupaten Jayawijaya pun menutup mata walaupun UU RI.21 TAHUN 2001 tentang otonomi khusus bagi Propinsi Papua telah disahkan untuk berlaku bagi Provinsi Papua saat itu. Namun daerah Nduga dianaktirikan dalam distribusi pembangunan oleh pemerintah kabupaten Jayawijaya, pemerintah propinsi Papua bahkan pemerintah Pusat.
Betapa sulitnya memunculkan suatu ide/gagasan baru dan menaruh pondasi awal serta memperjuangkan kabupaten Nduga, sehingga semua orang dapat menikmati hasil usaha tersebut, kami tidak mampu memberikan nilai yang berharga di dunia ini namun hanyalah menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada perumus dan perintis kabupaten Nduga.
Bapak almarhum Tom Nirigi, S.Pd adalah salah satu tokoh pertama yang menaruh ide dan merumuskan kabupaten Nduga, selama perjalanannya, tidak seorang pun yang mengetahui kerja-kerja dan isi hati saat itu dan merasa sendirian, tidak ada dukungan dari tokoh-tokoh Nduga lain. Malah apa yang diusahakanya dianggap tidak benar, dari anggapan teman-teman tokoh lain, namun almarhum terus mendekati dan membangun komunikasi terus-menerus tanpa rasa lelah dan cape, akhirnya komunikasi secara nyata dilakukan pada tahun 2000.
Hari Senin tanggal 30 Oktober 2000, naskah pernyataan pelepasan hak atas tanah secara simbolis telah dibuat, pada tahun yang sama Bapak almarhum Tom Nirigi, S.Pd menunjuk Bapak Daud Lokbere sebagai ketua Badan Perencanaan Dan Pengkajian Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) dan Bapak almarhum Tom Nirigi, S.Pd sebagai sekretarisnya. Selama perjalanannya mengalami banyak kesulitan dalam hal komunikasi, biaya, dan waktu. Namun tanpa menyerah terus menerus meningkatkan pendekatan dengan tokoh masyarakat Nduga lain dengan maksud agar yang lain pun mempunyai pikiran yang sama untuk sama-sama memperjuangkan kabupaten Nduga.
Pada tanggal 4 Agustus 2001 Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) yang telah ditunjuk mengajukan surat No.01/BP3DN/8/2001 tentang usulan penempatan ibu kota kabupaten Nduga di distrik Kenyam. Pada awal Agustus 2001 Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) membuat proposal tentang pemaparan saran, usul, dan pendapat berhubungan dengan penentuan lokasi ibu kota kabupaten Nduga di distrik Kenyam kabupaten Jayawijaya kala itu yang telah Ditandatangani oleh ketua dan sekretaris Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN).
Penanda tangannya dapat dilakukan atas Nama:
1.     Daud Lokbere
2.     Tom Nirigi serta diikuti oleh
3.     Yairus Gwijangge, S.Sos, sebagai koordinator pelajar-mahasiswa Nduga distrik Mapnduma
4.     Ev.Eliaser Tabuni, sebagai koordinator pelajar-mahasiswa Nduga distrik Mbua
5.     Isa Dimiye sebagai koordinator pelajar-mahasiswa Nduga distrik Kenyam
6.     Pdt.Zakeus Lokbere sebagai kepala suku daerah Mapnduma dan sekitarnya sekaligus sebagai Ketua wilayah klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) daerah Mapnduma
7.     Ruben Wandikbo sebagai kepala suku daerah Yigi dan sekitarnya
8.     Pdt. Saul Gwijangge sebagai Ketua wilayah klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) daerah Yigi
9.      Mengetahui kepala pemerintah kecamatan Kenyam Yakobus Wandikbo, S.Sos dan
10.  Mengetahui kepala pemerintah kecamatan Mapnduma Drs.Edison Gwijangge
          Tanpa merasa lelah Bapak perintis Tom Nirigi, S.Pd terus-menerus berjuang. Rumah kediaman almarhum digunakan sebagai sekretariat diskusi perjuangan Kabupaten Nduga. Meneruskan usulan pemekaran kabupaten Nduga ke Menteri Dalam Negeri dan Presiden Republik Indonesia disertai dengan botol air madu, dengan tujuan segera merestui usulanya.
          Perjuangan perintis almarharhum Bapak Tom Nirigi, S.Pd semakin nyata di publik dan dukungan masyarakat semakin jelas akhirnya aspirasi masyarakat telah disampaikan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan pemerintah kabupaten Jayawijaya melalui surat NO.01/SP-TP/KDY-2003 tertanggal 12 Juni 2003. Bapak Tom Nirigi, S.Pd sebagai seorang pejuang dan perintis kabupaten Nduga mempunyai perjalanan perjuangannya masih panjang namun sayang nya Bapak almarhum Tom Nirigi S.Pd telah di panggil yang maha kuasa pada tahun 2003.pesan yang disampaikan perintis almarhum Tom Nirigi, S.Pd kepada rekan-rekan nya yakni “Mohon lanjutkan perjuanganku, Jangan tinggalkan perjuanganku ini”.
          Setelah almarhum telah meninggalkan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga, sesuai dengan pesan terakhir yang disampaikan kepada teman – teman seperjuangannya, tokoh Nduga mulai nampak dan melanjutkan perjuangan pemekaran kabupaten Nduga, pada akhirnya pemerintah pusat Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) telah meresponi dengan mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2008 tentang pembentukan pemekaran kabupaten Nduga sepaket dengan beberapa kabupaten lainnya di daerah pegunungan tengah Papua pada tanggal 4 Januari 2008.
          Puncak dari semua perjuangan tersebut, terbukti dengan telah melantiknya pejabat Bupati karateker kabupaten Nduga atas nama Drs.Dorteus Maniagasi pada tanggal 21 Juni 2008 bertempat di lapangan Sinapuk kabupaten Jayawijaya oleh menteri dalam negeri mewakili Presiden Republik Indonesia. Dalam kurun waktu 8 tahun mengurus kabupaten Nduga oleh Badan Perencanaan Dan Pengkajian Dan Pembangunan Daerah Nduga (BP3DN) maupun tim pemekaran hingga terjadinya pelantikan pejabat Bupati karateker kabupaten Nduga, menggunakan rumah kediaman Almarhum Sebagai Sekretariat Pengurus Kabupaten Nduga.
Oleh karena itu, pesan bagi si apapun yang dipercayakan Rakyat untuk memimpin pembangunan kabupaten Nduga, kepemimpinan nya dalam Membangun harus selalu Berbanding lurus dengan harapan dan tujuan Pemrakarsa Memprakarsai Pemekaran Kabupaten Nduga yang berisi harapan rakyat atau masyarakat suku Nduga.  
(sumber: Forum Masyarakat Sipil Peduli Perdamaian dan Pembangunan http://ndugastudentcommunity.blogspot.com  )

B.    LATAR BELAKANG
Secara sadar kalau kita melihat perkembangan yang telah kita lalui bersama sejarah pengurusan Pemekaran Kabupaten Nduga yang merupakan buah dari pada injil itu, dimulai dari satu orang dengan maksud yang teramat mulia kemudian di lanjutkan oleh satu tim yang kompak untuk satu tujuan yaitu Kabupaten Nduga yang kemudian telah berhasil sesuai dengan yang diharapkan setelah melalui perjuangan yang teramat sangat panjang. “Meraih sesuatu jauh lebih mudah dari pada mempertahankannya”. Akhirnya, Kabupaten sudah di genggaman dan tugas yang lebih berat sekarang adalah bagaimana kita menjalankan Roda Pemerintahan untuk melayani masyarakat melalui pembangunan sesuai dengan tujuan dari hadirnya kabupaten itu sendiri yang tentunya mendekatkan rentang kendali pelayanan Pemerintah kepada masyarakat akar rumput dari berbagai segi kehidupan. Pada saat pengisian jabatan Bupati karateker Kabupaten Nduga terjadi sesuatu yang selama ini dianggap hal sepele namun sebenarnya merupakan tonggak sejarah atau pondasi yang sangat menentukan arah Pemerintahan Kabupaten Nduga untuk masa – masa yang akan datang. Hal tersebut adalah kita semua tentu mengetahui pada saat pengajuan calon karateker oleh perwakilan masyarakat, Gubernur dan tim pemekaran, terjadi miss komunikasi di internal Tim pemekaran, yang akhirnya tidak mengakomodir aspirasi semua anggota tim. Dan disinlah awal mula terjadinya perpecahan yang sangat mencolok diantara Tim pemekaran tadi yang berimplikasi pada masa kepemimpinan Bapak Drs.Hans.D.Maniagasi karateker persi Bapak Drs.Edison.Gwijangge yang memenangkan kompetisi pengajuan karateker.
          Ketua tim Pemekaran yang terhormat Bapak Yairus.Gwijangge, S.Sos yang Merasa di rugikan dengan tidak diakomodir haknya sebagai bagian dari anggota tim Pemekaran menerima hal ini sebagai sesuatu yang lumrah dalam alam Demokrasi dan Politik. Namun selama satu tahun Pemerintahan di bawah Kepemimpinan Bapak Drs.Hans.D.Maniagasi, pelayanan Pemerintah tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat dan tujuan dari hadirnya kabupaten itu sendiri yaitu mendekatkan rentang kendali pelayanan Pemerintah kepada masyarakat akar rumput.
 Melihat hal ini, beliau (Bapak Yairus.Gwijangge) sebagai ketua tim pemekaran yang merasa pemerintahan sedang tidak berjalan sesuai dengan cita – cita awal yang diharapkan harus berjuang lebih keras lagi melalui perjuangan yang panjang dengan berbagai macam pengorbanan untuk segera harus mengganti Karateker yang sedang berjalan hanya dengan besar hati dan harapan dengan satu tujuan demi pelayanan pemerintah dalam hal pembangunan yang nyata kepada masyarakat sesuai dengan  tujuan utama dari hadirnya kabupaten  serta yang di harapkan oleh berbagai kalangan.
Untuk membangun tanah Papua, minimal anda harus memiliki “Besar Hati”, tatkala anda memiliki hati untuk membangun masyarakat dan tanah Papua, apapun usaha anda untuk mewujudkan impian itu, tidak ada yang mustahil di Negeri Bumi cenderawasih  persada ini”.                
Oleh sebab itu, perjuangan beliau berhasil mengganti pucuk pimpinan Pemerintahan Kabupaten Nduga dengan Pejabat Karateker yang baru, yang terhormat Bapak Benyamin Arisoy,SE,M.si dan dilantik tepat pada berakhirnya masa kepemimpinan Drs.Hans.D.Maniagasi tanggal 10 Juli 2009 oleh Gubernur Papua atas nama  MENDAGRI di Gedung Negara Angkasa Jayapura – Papua.
Sesuatu hal yang sangat menarik perhatian terjadi pada saat pelantikan Pejabat Karateker yang baru, yang terhormat Bapak Benyamin Arisoy,SE,M.si pada tanggal 10 Juli 2009 oleh Gubernur Papua atas nama  MENDAGRI di Gedung Negara Angkasa Jayapura – Papua. Yaitu aksi demo damai menolak pergantian Drs.Hans.D.Maniagasi Cs dan pelantikan  Benyamin Arisoy,SE,M.si sebagai karateker yang baru dibawa kepemimpinan Drs.Edison.Gwijangge dan dipimpin oleh coordinator aksi lapangan Bapak Eliaser Tabuni,S,Th, kini atas Kepercayaan rakyat, Beliau menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Nduga. Tidak jelas apa yang menjadi tuntutan mereka pada momen tersebut. Namun tuntutan mereka bisa kita pahami dengan beberapa pamphlet yang mereka bawah yang inti dari isi beberapa pamphlet tersebut kurang lebih mereka menuntut kepada Gubernur agar tidak ada pergantian karacteker kabupaten Nduga dengan alasan, karateker yang sedang dilantik tidak mewakili aspirasi masyarakat melainkan hanya untuk kepentingan elit – elit tertentu. Ini membuktikan kepada kita bahwa masih ada sekat kubu – kubu diantara para pemimpin yang menjadi harapan masyarakat untuk membawa perubahan kedepan.hal tersebut wajar – wajar sepanjang kita masih hidup di alam demokrasi, namun yang terpenting adalah “kita tidak bisa menilai sesuatu dari proses yang sedang berlangsung melainkan lebih pada hasil akhirnya” 
Kalau pemimpin saja belum bersatu bagaimana masyarakat bisa bersatu dan mustahil pembangunan akan bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan bersama “Bersatu kita teguh bercerai kita runtu”
Setelah berhasil mengganti Pejabat lama dengan pejabat baru, pekerjaan berat sudah di depan mata yang harus dikerjakan. “kita harus berkata  jujur  dan katakan  sesuatu  benar  dan  baik  jika itu benar dan baik, dan katakan tidak benar  jika itu sudah terbukti tidak benar
Namun yang sedang terjadi sekarang adalah siapapun kita tentu sedang mengikuti dan mengetahuinya dengan persis sehingga kita bisa pastikan kearah mana kelak Kabupaten dan suku Nduga ini.
C.     TANTANGAN PEMILUKADA 2010
Tidak terasa waktu terus berjalan seiring bergantinya tahun. Tidak terasa pula Pemilu Legislatif telah kita lalui dengan Demokratis memilih wakil – wakil rakyat yang kita percayakan untuk mengemban amanat rakyat untuk jangka waktu Lima tahun ke depan, 2009 – 2014. dan suatu momen yang tidak kala pentingnya sudah di depan mata, yang mau tidak mau, siapapun kita harus menyukseskan nya demi pembangunan bagi daerah yang akan menghadapi momen tersebut. Apalagi kalau bukan Pemilukada.
Dalam tahun 2010 ini sedikitnya ada 21 Kabupaten dan 1 Kota di Propinsi Papua yang akan menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilihan umum kepala daerah. Tujuan utama dari pemilihan umum kepala daerah tersebut adalah untuk memilih pemimpin – pemimpin yang akan menduduki jabatan Bupati dan Wali Kota yang tentu saja dipilih secara Demokratis oleh rakyat dengan besar untuk membawa perubahan yang kita dambakan bersama yaitu pelayanan pembangunan yang nyata bagi masyarakat itu sendiri.
          Salah satu dari antara ke 21 kabupaten dan 1 Kota yang akan ikut meramaikan pesta demokrasi Lima tahunan tersebut adalah Kabupaten NDUGA. Kita semua pasti berharap melalui pemilihan ini Akan terpilih Pemimpin yang benar – benar mau mengabdi dan merakyat bagi masyarakat Nduga lima tahun ke depan yang tentunya sudah terbukti dalam kerja dan kinerja nya selama ini
Sebelum kita menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah tahun 2010 yang sudah di depan mata, suatu hal yang harus kita evaluasi bersama adalah bagaimana kita telah melaksanakan pemilihan Legislatif tahun 2009 lalu. Apakah kita telah melaksanakan pemilihan Legislatif sesuai dengan prinsip – prinsip dasar dari Demokrasi, efektif, efisien berdasarkan azas langsung, umum, rahasia, bebas, jujur, adil dan bertanggung jawab yang berlaku saat ini?. Kalau kita mengakui suara rakyat adalah suara Tuhan, Apakah kita sudah mengakui dan mengaplikasikannya dalam pemilihan Legislatif tahun lalu? Ataukah justru kita telah memperkosa demokrasi tahun 2009.
Karena kualitas pemilihan Legislatif tahun 2009 Akan sangat menentukan kualitas pemilihan kepala daerah tahun 2010 sekarang. Kalau kita mau jujur dari hati, setelah mengamati pemilihan Legislatif tahun 2009 sebenarnya sangat tidak demokratis. dimana terjadi pengalihan suara oleh Oknum – Oknum yang tidak bertanggung jawab dari satu Parpol ke Parpol lain dan dari CALEG yang satu ke CALEG yang lain yang mengakibatkan konflik horizontal atau musuh dalam selimut antara masyarakat yang tidak tahu menau persoalan yang sesungguhnya hanya menjadi korban kepentingan orang – orang tertentu yang kita saksikan dan rasakan bersama hingga kini.
Jika demikian, bagaimana dengan pemilihan kepala daerah tahun ini, siapapun Anda pasti sepakat dengan kami bahwa pemilihan kepala daerah tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin. Tapi jika kita masih menggunakan Cara – cara seperti tahun kemarin, jangan heran kalau masyarakat yang tidak terima dengan model – model demokrasi seperti ini kemudian melampiaskan kekecewaan mereka dengan aduh jotos antara pendukung calon yang satu dengan calon yang lain yang akhirnya pintu untuk terjadi konflik horizontal sangat terbuka selebar – lebarnya.
Ini bukan tanpa alasan, mulai dari pelantikan karateker pertama, pemilihan umum Legislatif hingga pergantian karateker saat ini di tambah lagi beberapa masalah sosial (kematian) yang terjadi belakangan ini yang kemudian telah di kait – kaitkan dengan kepentingan politik praktis, masyarakat telah di kotak – kotakan oleh kepentingan NKRI yang mengkambing itamkan toko – toko politikus lokal NDUGA. Dan kita harus akui kuda – kuda politik yang di bangun oleh toko – toko atau elit politik lokal Nduga saat ini sesungguhnya hanya Akan membawa dampak kehancuran bagi masyarakat yang tidak tahu menau persoalan. Pertanyaan nya, Jika toko – toko yang kami harapkan selama ini yang akan membawa perubahan dan pembangunan sudah memberikan pelajaran politik yang kurang baik, lantas kita mau percaya pada orang – orang yang dari mana lagi??????.
Kalau Kabupaten hadir untuk mensejahterakan masyarakat, mengapa mereka harus di aduh domba hanya untuk kepentingan politik orang – orang atau toko – toko tertentu yang di peralat oleh kepentingan NKRI yang sangat belum tentu memberdayakan dan berpihak kepada kepentingan masyarakat itu sendiri.
Jika kita semua mengakui suara rakyat adalah suara TUHAN, pemilihan umum kepala daerah harus di lakukan sesuai dengan prinsip – prinsip Dasar dari pada Demokrasi itu sendiri. Biarkan rakyat memilih sesuai dengan kata hati nurani nya tanpa ada paksaan dan Manipulasi dari pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab. Siapapun Pemimpin yang Akan terpilih kelak itu adalah Pemimpin yang benar – benar TUHAN mau pakai untuk membangun Manusia Nduga yang akhirnya Nama TUHAN akan di puji dan di permuliakan senantiasa di muka Bumi ini. Karena segala sesuatu yang jika di bangun di atas rekayasa dan penuh manipulatif tidak akan berjalan dengan baik dan akan berimplikasi pada implementasi kebijakan pembangunan yang tidak akomodatif dan aspiratif.
D.   TUJUAN
Berangkat dari pengalaman sejarah dan latar belakang permasalahan tersebut di atas, kami sebagai generasi penerus pembangunan yang merasa prihatin dengan kondisi ini memandang perlu keterlibatan kami untuk turut melakukan pengawasan pada Pemilukada tahun ini dengan tujuan memberikan ruang demokrasi yang selebar – lebarnya kepada rakyat untuk menentukan pilihan mereka sesuai dengan kata hati nurani mereka masing – masing tanpa ada paksaan dan manipulasi dari pihak – pihak tertentu. Karena kalau kita mengakui suara rakyat adalah suara Tuhan, siapa dan dari latar belakang manapun calon pemimpin yang akan rakyat pilih, itulah Pemimpin yang hendak Tuhan dan alam mau pakai untuk membawa berkat untuk masyarakat banyak.
Karena jika kami membiarkan proses ini berlangsung seperti pada pemilihan Legislatif tahun kemarin, itu berarti kami sedang membiarkan masalah yang nantinya juga Akan menjadi pekerjaan kami yang perlu di hadapi kelak.
E.    ANGGOTA
          Adapun keanggotaan dalam Team ini adalah seluruh mahasiswa yang tergabung dalam wadah Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga (IPMN) se Indonesia dan masyarakat umum yang merasa peduli dengan kondisi seperti di atas tanpa ada unsur paksaan dan kepentingan apapun.
F.    MEKANISME KERJA TEAM
          Mekanisme kerja Team Independent Mahasiswa Peduli Pembangunan dan Demokrasi Kabupaten Nduga, adalah TIM – P2KN sebagai team pemantau akan bekerja sama dengan lembaga penyelenggara PEMILU (KPU), DPRD, PEMDA (KESBANG), GEREJA, LMA serta beberapa LSM yang peduli dengan permasalahan tersebut di atas.
NDUGA Generations
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar